Profil Sumatera Barat

Sumatra Barat (dipersingkat Sumbar) ialah satu propinsi di Indonesia yang terdapat di Pulau Sumatra dengan Padang jadi ibu kotanya. Propinsi Sumatra Barat terdapat selama pesisir barat Sumatra sisi tengah, dataran tinggi Bukit Barisan di samping timur, serta beberapa pulau di terlepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai. Dari utara ke selatan, propinsi dengan daerah seluas 42.297,30 km² ini bersebelahan dengan empat propinsi, yaitu Sumatra Utara, Riau, Jambi, serta Bengkulu.

Sumatra Barat ialah rumah buat etnis Minangkabau, meskipun daerah tradisi Minangkabau sendiri lebih luas dari daerah administratif Propinsi Sumatra Barat sekarang ini. Propinsi ini berpenduduk sekitar 4.846.909 jiwa dengan sebagian besar beragama Islam. Propinsi ini terbagi dalam 12 kabupaten serta 7 kota dengan pembagian daerah administratif setelah kecamatan di semua kabupaten (terkecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai) diberi nama jadi nagari. Baca: Peta Provinsi di Sumatera

Baca juga: Profil Provinsi Bengkulu

Riwayat Sumatera Barat

Tempat tinggal gubernur Westkust van Sumatra atau "pantai barat Sumatra" (litografi berdasar pada lukisan oleh Josias Cornelis Rappard, 1883-1889)
Nama Propinsi Sumatra Barat berawal pada jaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), dimana panggilan daerah untuk lokasi pesisir barat Sumatra ialah Hoofdcomptoir van Sumatra's westkust.

Lalu dengan makin kuatnya dampak politik serta ekonomi VOC, sampai era ke 18 daerah administratif ini sudah mencangkup lokasi pantai barat Sumatra dari mulai Barus sampai Inderapura.

Baca juga: Profil Provinsi Riau

Bersamaan dengan kejatuhan Kerajaan Pagaruyung, serta keterkaitan Belanda dalam Perang Padri, pemerintah Hindia Belanda mulai jadikan lokasi pedalaman Minangkabau jadi sisi dari Pax Nederlandica, lokasi yang ada dalam pengawasan Belanda, serta daerah Minangkabau ini dibagi atas Residentie Padangsche Benedenlanden serta Residentie Padangsche Bovenlanden.

Seterusnya dalam perubahan administrasi pemerintahan kolonial Hindia Belanda, wilayah ini terhimpun dalam Gouvernement Sumatra's Westkust, termasuk juga di dalamnya daerah Residentie Bengkulu yang baru diberikan Inggris pada Belanda. Lalu diperluas dengan masukkan Tapanuli serta Singkil. Tetapi pada tahun 1905, daerah Tapanuli dinaikkan statusnya jadi Residentie Tapanuli, sedang daerah Singkil diserahkan kepada Residentie Atjeh. Lihat: Peta Aceh

Lalu pada tahun 1914, Gouvernement Sumatra's Westkust, di turunkan statusnya jadi Residentie Sumatra's Westkust, serta memberikan tambahan daerah Kepulauan Mentawai di Samudera Hindia ke Residentie Sumatra's Westkust, dan pada tahun 1935 daerah Kerinci dipadukan ke Residentie Sumatra's Westkust. Saat pemecahan Gouvernement Sumatra's Oostkust, daerah Rokan Hulu serta Kuantan Singingi diserahkan kepada Residentie Riouw, dan dibuat Residentie Djambi pada periode yang hampir bertepatan.

Pada saat pendudukan tentara Jepang, Residentie Sumatra's Westkust beralih nama jadi Sumatora Nishi Kaigan Shu. Atas basic geostrategis militer, wilayah Kampar dikeluarkan dari Sumatora Nishi Kaigan Shu serta dimasukkan ke daerah Rhio Shu.

Baca juga: Profil Sumatera Utara

Pada awal kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, daerah Sumatra Barat terhimpun dalam propinsi Sumatra yang berpusat di Bukittinggi. Empat tahun lalu, Propinsi Sumatra dipecah jadi tiga propinsi, yaitu Sumatra Utara, Sumatra Tengah, serta Sumatra Selatan.

Sumatra Barat bersama Riau serta Jambi adalah sisi dari keresidenan di Propinsi Sumatra Tengah. Pada saat PRRI, berdasar pada Undang-undang darurat nomer 19 tahun 1957, Propinsi Sumatra Tengah dipecah jadi tiga propinsi yaitu Propinsi Sumatra Barat, Propinsi Riau, serta Propinsi Jambi.

Daerah Kerinci yang awalnya terhimpun dalam Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci, dipadukan ke Propinsi Jambi jadi kabupaten tertentu. Begitupun daerah Kampar, Rokan Hulu, serta Kuantan Singingi diputuskan masuk ke daerah Propinsi Riau.

Seterusnya ibu kota propinsi Sumatra Barat yang baru ini masih di Bukittinggi. Lalu berdasar pada Surat Ketetapan Gubernur Sumatra Barat No. 1/g/PD/1958, tanggal 29 Mei 1958 ibu kota propinsi dipindahkan ke Padang. Peta Kepulauan Riau

Geografi Sumatera Barat

Sumatra Barat terdapat di pesisir barat dibagian tengah pulau Sumatra yang terbagi dalam dataran rendah di pantai barat serta dataran tinggi vulkanik yang dibuat oleh Bukit Barisan. Propinsi ini mempunyai daratan seluas 42.297,30 km² yang sama dengan 2,17% luas Indonesia.

Dari luas itu, lebih dari 45,17% adalah lokasi yang masih tertutupi rimba lindung. Garis pantai propinsi ini semuanya bersentuhan dengan Samudera Hindia selama 2.420.357 km dengan luas perairan laut 186.580 km². Kepulauan Mentawai yang terdapat di Samudera Hindia termasuk juga dalam propinsi ini.

Seperti wilayah yang lain di Indonesia, iklim Sumatra Barat pada umumnya berbentuk tropis dengan suhu hawa yang lumayan tinggi, yakni di antara 22,6 °C sampai 31,5 °C. Propinsi ini dilewati oleh Garis khatulistiwa, persisnya di Bonjol, Pasaman.

Di propinsi ini berhulu beberapa sungai besar yang bersumber ke pantai timur Sumatra seperti Batang Hari, Siak, Inderagiri (dikatakan sebagai Batang Kuantan dibagian hulunya), serta Kampar. Sesaat sungai-sungai yang bersumber ke pesisir barat ialah Batang Anai, Batang Arau, serta Batang Tarusan.

Baca juga: Profil Sumatera Selatan

Ada 29 gunung yang menyebar di 7 kabupaten serta kota di Sumatra Barat, dengan Gunung Kerinci di kabupaten Solok Selatan jadi gunung paling tinggi, yang sampai ketinggian 3.085 m. Tidak hanya Gunung Kerinci, Sumatra Barat mempunyai gunung aktif yang lain, seperti Gunung Marapi, Gunung Tandikat, serta Gunung Talang. Tidak hanya gunung, Sumatra Barat mempunyai banyak danau.

Danau terluas ialah Singkarak di kabupaten Solok serta kabupaten Tanah Datar, disusul Maninjau di kabupaten Agam. Dengan luas sampai 130,1 km², Singkarak jadi danau terluas ke-2 di Sumatra serta kesebelas di Indonesia. Danau yang lain ada di kabupaten Solok yakni Danau Talang serta Danau Kembar (julukan dari Danau Diatas serta Danau Di bawah).

Sumatra Barat adalah satu diantara wilayah riskan gempa di Indonesia. Ini karena disebabkan terletak yang ada pada jalan patahan Semangko, pas antara pertemuan dua lempeng benua besar, yakni Eurasia serta Indo-Australia. Peta Lampung

Oleh karena itu, daerah ini seringkali alami gempa bumi. Gempa bumi besar yang berlangsung belakangan ini di Sumatra Barat salah satunya ialah Gempa bumi 30 September 2009 serta Gempa bumi Kepulauan Mentawai 2010.

Sumber Referensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Barat